Senin, 23 Juli 2012

Pramuka SMPN 2 Purworejo Juara II Lomba Tingkat V Nasional


Pramuka Penggalang Kwartir Cabang (Kwarcab) Purworejo yang diwakili  oleh Penggalang SMPN 2 Purworejo, meraih juara II dalam Lomba Tingkat (LT) V Nasional. Mereka berhak menerima piagam penghargaan dari Ketua Kwartir Nasional Prof DR dr H Azrul Azwar MPH, dalam kegiatan yangberlangsung dari tanggal 7- 13 Juli 2012 di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur.

Prastowo Widodo SPd, guru pengampu menyampaikan bahwa Pramuka Penggalang dari SMPN 2 Purworejo bernama Regu PIROS (bunga anggrek hitam yang sudah langka). Mereka sebelumnya telah menjadi juara LT IV Kwartir Daerah (Kwarda) dan berhak mewakili Pramuka Pengalang Kwarda 11 Jawa Tengah.

Ada 33 Provinsi se Indonesia yang ikut lomba dan ada 47 bidang materi yang dilombakan. Untuk juara I diraih dari kontingen Jawa Barat.

Kontingen Pramuka Penggalang dari Kwarda 11 Jawa Tengah yang diwakili Pramuka Penggalang dari SMPN 2 Purworejo, sebelumnya juga sudah berprestai dari LT 1 (dari sekolah), LT II (tingkat Kwaran), LT III ( tingkat Kwarcab), LT IV (tingkat Kwarda ) dan LT V Tingkat Kwarnas.

Regu PIROS yang semuanya adalah Penggalang Putri terdiri dari Desi, Sri Wardan, Maria Desta, Natania Desti, Aisyah, Aprilia, Safira dan Diyah, yang saat ini naik kelas 9.

Sabtu, 21 Juli 2012

Roihan Muhammad Iqbal Raih Perak OSN


Roihan Muhammad Iqbal, siswa SMPN 2 Purworejo meraih medali perak pertama, dalam kejuaraan Olimpiade Science Nasional (OSN) bidang biologi. Kejuaraan berlangung di Pontianak, Kalimantan Barat dari tanggal 28 Juni – 4 Juli 2012.

Sulastri SPd, guru biologi SMPN 2 Purworejo menyampaikan, Iqbal meraih medali perak pertama karena kurang dalam eksperimen, tapi bagus dalam teori. Untuk medali perak tidak hanya satu saja, melainkan sampai sepuluh, dan Iqbal mendapat perak pertama. Medali diserahkan secara langsung oleh Gubernur Kalimantan Barat.

”Kita memang harus pandai-pandai mendidik anak yang berpotensi, mana yang tidak bisa, itu yang kita berikan,” kata Sulastri.
Kepala Sekolah SMPN 2 Purworejo Drs Tamsir Marsudi Utomo MM mengatakan, keberhasilan tersebut merupakan prestasi yang sangat membanggakan bagi sekolah maupun bagi Purworejo. ”Ini berkat kerja keras guru, pembimbing serta pejabat daerah,” imbuhnya. 

Senin, 16 Juli 2012

Purworejo Deklarasikan Sebagai Kabupaten Vokasi


Kabupaten Purworejo dideklarasikan sebagai kebupaten vokasi, yang didukung oleh 39 sekolah menengah kejuruan (SMK), baik negeri maupun swasta. Deklarasi dilakukan Sekretaris Daerah Drs Tri Handoyo MM,  , yang dipusatkan di SMKN I Purworejo. Deklarasi ditandai pemukulan gong dan pelepasan balon. Acara tersebut juga disemarakan pameran hasil kreatifitas siswa SMK dan bursa kerja khusus.

 Ketua panitia, Gandung Ngadino SPd, pada kesempatan tersebut mengungkapkan bahwa melalui kabupaten vokasi diharapkan dapat menciptakan sumberdaya manusia lulusan SMK yang lebih kompetitif, akuntabel, trampil dan siap memasuki dunia kerja. “Lulusan SMK diharapkan memiliki jiwa wiraswasta, sehingga dapat menekan angka kemiskinan,”katanya.

Kabupaten Purworejo, sambungnya, telah memenuhi syarat sebagai kabupaten vokasi, untuk mendukung Provinsi Jawa Tengah sebagai provinsi vokasi. Jumlah SMK dan siswa SMK lebih banyak dibanding SMA.  Saat ini jumlah SMK sebanyak 39 sekolah, dengan jumlah kompetensi keahlian 30. Jumlah siswa 17.361 siswa, dengan jumlah rombongan belajar 429. Pada acara tersebut juga disemarakkan stan bursa kerja oleh 39 perusahaan, pameran hasil kreatifitas siswa SMK, dan seminar pendidikan.

Kepala Bidang Pendidikan Menengah pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Drs Kartono MPd,  pada kesempatan yang sama menyatakan bahwa kabupaten vokasi merupakan komitmen pemerintah untuk meningkatkan pembangunan di bidang pendidikan. Kebijakan itu sangat penting  sebagai wujud upaya mengurangi kemiskinan. Jawa Tengah merupakan provinsi pertama di Indonesia yang mendeklarasikan sebagai provinsi vokasi. Untuk mendukung provinsi, kabupaten/kota mulai mendeklarasikan sebagai kabupaten/ kota vokasi. Purworejo merupakan kabupaten/ kota ke 15 di Jateng yang mendeklarasikan sebagai kabupaten vokasi.

Sebagai provinsi vokasi, lanjutnya, prestasi Jawa Tengah sangat bagus. Tahun 2012, peraih 10 besar nilai ujian nasional (UN) secara nasional, 3 diantaranya dari Jawa Tengah. Dari ketiga siswa tersebut, satu diantaranya peraih nilai UN tertinggi tingkat nasional. Demikan juga dalam lomba kompetensi yang diselenggarakan di Bandung, keluar sebagai juara umum.

Menyinggung tentang rendahnya pendidikan di Indonesia, ia mengungkapkan bahwa hal itu memang harus diakui. Sebab bila melihat banyak lulusan SMK negara tetangga seperti Vietnam, Malaysia, Pilipina, banyak lulusan SMK yang bekerja sesuai kompetensinya. Sementara para tenaga kerja Indonesia hanya bekerja di sektor non formal. Namun bila dilihat lebih jauh, sebenarnya kualitas pendidikan Indonesia tidak kalah degan negara tetangga.
Yang menjadi permasalahan lulusan SMK Indonesia yang bekerja di luar negeri, ternyata masalah komunikasi. Lulusan SMK Indonesia, belum menguasai bahasa Inggris. Untuk itu ia minta agar lulusan SMK, bisa menguasai bahasa Inggris.

Tenaga Kerja Lulusan SMK Dilematis


Penempatan tenaga kerja bagi siswa tamatan Sekolah Menengah Kejuruan ternyata menemui kendala. Khususnya bagi lulusan berumur dibawah 18 tahun, yang ternyata sangat dilematis. Disatu sisi pihak sekolah berharap lulusannya bisa terserap ke dunia usaha atau dunia industri sebanyak mungkin. Namun disisi lain bagi lulusan yang umurnya masih dibawah 18 tahun, bila bekerja berarti melanggar UU 23/ 23 tentang perlindungan anak.

Hal tersebut mengemuka dalam acara sarasehan tindak lanjut pencanangan Purworejo sebagai kabupaten vokasi, serta permasalahan yang muncul dan solusinya. Sarasehan diselenggarakan di ruang rapat Arahiwang Setda beberapa waktu lalu, dibuka Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo Drs Bambang Ariyawan MM. Acara terselenggara kerja sama antara Disnakertransos, Dinas P dan K, Badan KB dan PP, serta forum bursa kerja khusus (BKK). Hadir sebagai nara sumber Iptu Supriyadi dari Binmas Polres Purworejo, Drs Titik Mintarsih MM dari Bidang Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Perempuan pada BKB-PP, serta Drs Sumharjono SSos MM Kepala Disnakertransos.

Dikemukakan Wahyono SPd, Ketua Forum BKK SMK Se Kabupaten Purworejo bahwa pihaknya memiliki misi agar lulusan SMK bisa terserap ke dunia usaha dan industri sekian prosen. Namun  banyak anak yang lulus SMK namun usianya masih di bawah 18 tahun. “Ini dilematis, karena apabila dilakukan rekrutmen tenaga kerja oleh perusahaan melalui BKK, hal itu berarti BKK melanggar UU pelindungan anak,”keluhnya.

Titik Mintarsih dalam paparannya mengatakan bahwa memperkerjakan anak dibawah umur melanggar UU 23/2002 tentang Perlindungan Anak, yang ancaman hukumannya sangat berat. Berdasarkan undang-undang tersebut yang dimaksud anak, yaitu usia 0-18 dan anak masih dalam kandungan. Anak manjadi tanggungan negara, dan merupakan aset negara. Ia mencontohkan memperkerjakan pembantu rumah tangga yang masih di bawah umur pun, tidak dipebolehkan.
Difinisi mempekerjakan anak dengan anak yang bekerja, menurutnya, berbeda. 

Memperkerjakan anak, berarti anak disuruh bekerja. Sedangkan anak yang bekerja, berarti atas kemauan  sendiri untuk membantu orang tuanya. Bila hal itu yang terjadi masih bisa ditoleransi, itupun orang tua harus memantau kondisi si anak. Demikian juga jam kejanya maksimal 6 jam per hari. Untuk memberikan perlindungan anak, lembaganya telah mengadakan kesepakatan bersama (Memorandum of Understunding/MoU) dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Disnakertransos.

Ia memberikan solusi terkait permasalahan itu, yaitu lulusan SMK yang usianya masih dibawah 18 tahun jangan dipekerjakan, melainkan dilakukan trining atau magang. Itupun harus dilampiri surat ijin orang tua yang dituangkan dalam kertas bermaterai.
Nara sumber lain Gentong Sumharjono mengemukakan bahwa jumlah pencari kerja yang terdata didinasnya berdasarkan yang mencari kartu kuning (AK-1) sejumlah 4.670 orang. 

Dari jumlah tersebut didominasi lulusan SMK. Berdasarkan usia, pencari kerja, dibawah 18 tahun sebanyak 5%. Penyaluran tenaga kerja melalui tiga kriteria yaitu antar kerja lokal (AKL), antar kerja antara daearh (AKAD), dan atar kerja antara negara (AKAN).

Dalam penempatan tenaga kerja, permasalahan yang muncul antara lain, rendahnya kompetensi dan kualitas SDM. Tingkat produktifitas Indonesia menempati ranking 59 dari 61 negara. Banyak lulusan ternyata belum siap terjun kedunia usaha dan industri.  Banyak sekolah yang membuka kompetensi yang sudah jenuh. Padahal ada beberapa perusahaan besar yang bergerak dibidang otomotif, akan merekrut tenaga kerja dalam jumlah besar, dengan syarat telah memiliki sertifikat pelatihan selama 240 jam. Hal itu menjadi pemikiran kedepan, agar para lulusan SMK bisa terserap oleh perusahan tersebut.

Permasalahan lain, saat ada rekrutmen tenaga kerja  oleh sebuah perusahaan langsung ke  sekolah. Salah satu persyaratannya telah memiliki kartu kuning. Saat  mencari kartu kuning di dinasnya, ternyata STTB dari sekolah belum keluar. Padahal dalam aturannya, syarat mendapatkan kartu kuning harus melampirkan fotokopi STTB. Apabila ditolak, berarti anak tidak bisa direkrut oleh perusahaan. Kendala itu menurutnya telah diatasi dengan surat pertanggungjawaban kepala sekolah. Yang isinya kepala sekolah bertangungjawab, setelah STTB keluar akan disusulkan ke dinasnya.

Sabtu, 14 Juli 2012

Kemenag Gelar MTQ Pelajar Dan STQ


Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Purworejo menyelenggarakan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) Pelajar XXVII dan Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) XXII, di pendopo kabupaten, beberapa waktu lalu. Kegiatan yang dibuka Bupati Purworejo itu, dihadiri forum koordinasi pimpinan daerah, camat, dan dinas instansi terkait.

Pelaksanaan MTQ dan STQ yang berlangsung dua hari, memperebutkan tropy bergilir Bupati, piagam penghargaan, dan uang pembinaan. Penyerahan penghargaan tersebut dilakukan Kepala Kantor Kemenag Drs H Nurudin MPdI kepada 57 juara.

Dikatakan Nurudin, melalui MTQ dan STQ diharapkan menjadi pemacu dan penyemangat untuk terus belajar, berlatih, serta mengasah kemampuan hingga maksimal. Terutama belajar dalam membaca, mengkaji, dan memahami Al’Qur’an. “Jangan lupa yang paling penting dari itu semua, adalah mengamalkan ajaran Al’Qur’an dalam kehidupan pribadi, keluarga, maupun bermasyarakat,” harapnya.

Sementara itu Ketua Panitia Drs H Sumedi MPd mengatakan pelaksanaan MTQ dan STQ bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Selain itu juga mempererat ukhuwah Islamiyah melalui pemasyarakatan Al’Qur’an pada lingkungan pelajar dan generasi muda, serta meningkatkan prestasi khususnya bidang pengembangan Tilawah, Tartil dan Tahfizhul Qur’an.

Untuk jumlah keseluruhan peserta 213 orang terdiri 178 peserta MTQ Pelajar dan STQ  diikuti 35 peserta. Juara umum MTQ Pelajar dimenangkan utusan Kecamatan Purworejo dengan perolehan 4 tropy (juara I, I, I, dan III).

Dengan Geguritan, Siswa Kelas 9 SMP Negeri 14 Purworejo Berpamitan


Acara pelepasan 186 siswa kelas 9 SMP Negeri 14 Purworejo berlangsung meriah bercampur haru. Event perpisahan tersebut diisi dengan berbagai kesenian seperti tari dan musik. Namun yang paling unik dan kreatif adalah acara tersebut dibalut dengan prosesi adat Jawa layaknya orang hajatan. Sebelum pelepasan, terlebih dulu para siswa kelas 9 di kirab menuju tempat acara dengan di bimbing oleh Waka Kesiswaan Edi Purwanto yang bertindak sebagai Cucuk Lampah.

Setelah semua siswa menempati posisinya masing-masing Cucuk Lampah kemudian menyerahkannya kepada Kepala SMP Negeri 14 Purworejo Sri Rochati BA. Setelah acara diisi dengan berbagai sambutan dan hiburan, Dwi Apriyani yang mewakili siswa kelas 9 menyampaikan kata pamitan dalam bentuk geguritan berjudul “Lakuku”. Geguritan tersebut karya cipta Dwi Apriyani yang dibantu oleh guru Bahasa Jawa Kamdi Asrori dan Sri Wahyuning Widiastuti S.Pd.

Pada saat bait-bait apik geguritan meluncur dari bibir Dwi Apriyani yang pernah menjadi juara I lomba Penulisan Artikel Tosan Aji 2011 tersebut, suasana berubah hening dan haru. Bahkan tak sedikit para tamu undangan yang merasa trenyuh hingga hanyut dalam suasana dan tanpa sadar menitikan air mata. Usai kata pamitan yang mengharu biru itu kemudian dilanjutkan dengan ucapan selamat jalan oleh Eka Ayu Lestari juga dengan geguritan berjudul “ Gawanen Kapangku” karya Kamdi Asrori.

Eka Ayu Lestari adalah juara II Festival Lomba Seni Nasional (FLSN) Tingkat Kabupaten. Edi Purwanto mengatakan, ide pemilihan konsep tersebut untuk membangkitkan minat para siswa agar mau nguri-nguri Budaya Jawa. “Dengan memahami Budaya Jawa nantinya para siswa akan punya etika dan sopan santun,” katanya. Sementara itu Sri Rochati BA mengatakan, dengan hasil pencapaian di bidang akademis seperti  sekarang ini dirinya merasa bersyukur dan berjanji  akan terus berupaya meningkatkan lagi. 

Sehingga ke depan SMP Negeri 14 Purworejo semakin maju serta mampu bersaing dengan sekolah lain. Sedang kegiatan di bidang non akademis dirinya menilai sudah sesuai dengan misi sekolah. “Misi sekolah kami adalah Unggul Dalam Prestasi, Santun Dalam Perilaku, Agamais,” papar Sri Rochati. Dijelaskan, untuk kelulusan tahun ini nilai rata-ratanya 7,1,9. Dari jumlah siswa yang lulus tersebut, dua diantaranya mampu capai nilai 10. Yakni Rizki Agung  Prasetyo pada Mapel Matematika dan Wahyu Hendra Setiawan Mapel IPA.




Pelepasan Siswa Kelas 9 SMPN 25 Purworejo Ditandai Pelepasan Balon


Acara pelepasan atau purna widya siswa kelas 9 SMP Negeri 25 Purworejo yang berlangsung Jumat (1/6) ditandai dengan dilepaskannya 220 balon warna warni. Meski acara berlangsung secara sederhana namun terasa  hikmat dan sedikit haru. Acara yang dipusatkan di lapangan sekolah setempat itu dihadiri oleh seluruh siswa SMP Negeri 25 Purworejo, guru dan karyawan.

Kepala SMP Negeri 25 Purworejo Drs. Paijo mengatakan, pelepasan 220 balon tersebut sesuai dengan jumlah siswa yang lulus dan akan segera meninggalkan sekolah. Adapun maknanya agar para siswa yang lulus bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sehingga mampu menggapai cita-citanya. “Sementara bagi yang tidak mampu melanjutkan pendidikan lebih tinggi diharapkan bisa mengikuti pendidikan non formal seperti kursus dan lainya sehingga nantinya siswa mampu mendiri,” ungkap Drs Paijo.

Lebih lanjut dikatakan, ide pelepasan balon tersebut murni dari para siswa. Sedang pembiayaanya ditanggung oleh para wali murid. Menurutnya, pada tahun ajaran 2011/2012 ini jumlah siswa yang mengikuti  Ujian Nasional (UN) sebanyak 220 dan semuanya lulus dengan nilai rata 27, 31. Sedang nilai tertinggi 36, 05. Disamping itu ada tiga siswa yang berhasil meraih nilai 10 pada mapel matematika. Tiga siswa tersebut adalah, Catur Dwi Rosalina, Solihkhah, dan Andarini.

Dalam kesempatan tersebut juga diisi dengan penyerahaan  penghargaan terhadap tiga siswa terbaik. Yakni Ana Wulansari kelas 9 F (terbaik I dengan nilai positif 105), Iswanti kelas 9 C (terbaik III dengan nilai positif 72), dan Kurnia Hikwanti kelas 9 D (terbaik III dengan nilai positif 55). Penghargaan juga diberikan kepada Inganatul Mukhyaroh yang berhasil meraih nilai 10 di UASBN mapel Pendidikan Agama Islam (PAI).