Sabtu, 27 Oktober 2012

Tim Robotika SMA Negeri I Purworejo Juara I Piala Menristek


Setelah akhir September 2012 yang lalu SMA N 1 panen prestasi, pada  minggu ketiga bulan Oktober dalam berbagai event resmi kejuaraan baik tingkat lokal maupun nasional, SMA Negeri 1 Purworejo kembali membuat nama harum dan sejarah. Tidak tanggung-tanggung, puluhan kejuaraan berhasil disabet siswa SMA N 1 dalam berbagai lomba tersebut.

Waka Humas SMA N 1, Jazim Wahyudi, S.Pd., didampingi asisten Sunardi, M.Pd., menyebutkan, prestasi paling membanggakan adalah keluarnya Tim Robotika sebagai Juara I dalam lomba Robotika tingkat nasional yang berlangsung di UI  Jakarta, Sabtu (20/10) lalu. 

Dalam lomba memperebutkan piala Menristek, Tim Robotika SMA N 1 yang terdiri atas Aji Setyoko (17) siswa kelas XI IPA, Andrea Pramaditya Perwira Putra (17) siswa kelas XI IPA dan Ilham Fajar Iman (16) siswa kelas X berhasil memperebutkan tropy bergengsi serta penghargaan lainnya setelah berhasil menyingkirkan rival-rivalnya yang berasal dari seluruh Indonesia.

Dalam ajang bergengsi tersebut Tim Robotika SMA Negeri 1 Purworejo menampilkan Robot jenis Line Follower dan berhasil menyisihkan 26 kontestan lainya.

Ditemui di sekolahnya, ketiga siswa itu mengaku bangga bisa keluar sebagai juara pertama. "Target kami sebenarnya hanya juara III, tapi diluardugaan justru menjadi yang terbaik," kata Aji mewakili teman-temanya. Menurut Aji, robot tersebut merupakan teknologi awal dan masih dikembangkan lagi menjadi sebuah alat yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat luas. Diantaranya, untuk penjagaan perlintasan kereta api, alarm anti maling dan pendekteksi gempa.


Prestasi lain pada tingkat nasional yang diraih adalah Juara III Nasional Lomba Poster Semarak Geografi di Yogyakarta pada 20 Oktober 2012 atas nama Tri Yanti dari kelas XII.IPA-3. Selanjutnya, pada tingkat lokal Tim Basket SMA N 1 berhasil meraih juara II pada Smansa Home Coming yang diselenggarakan oleh Smansa Kebumen.

Di ajang lomba resmi tingkat kabupaten yang diselenggarakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta pemerintah kabupaten,  SMA N 1 meraih  Juara I Karnaval Hari Jadi tingkat SMA/MA/SMK. Juara I Putri ( Sri Wahyuningsih) dan Juara III putra ( Manggar Gendro Biyen Wicaksono) Lomba Seni Poster. Juara I putri ( Septriya Luthfitasari)  dan juara III putra ( Dien Ilham Genady) lomba Orasi Kebangsaan. Juara I ( Asri Wijayanti)  dan Juara harapan I ( Aldino Dwi Baresi)  lomba story telling, juara lomba geguritan ( Intan Amalia cs), juara II Lomba gerak jalan dan  juara I lomba paduan suara. 


Dalam lomba Teknologi Tepat Guna Pramuka oleh Kwarcab, tim putri SMA N 1 Purworejo terdiri atas Aiyudya Dinda Yashinta dan Eka Primadistia Kusumawardani,  menyabet juara I, sedangkan tim putra terdiri atas Aulia Rizki dan Fajar Nursodiq meraih juara harapan 1.

Kepala SMA Negeri I Purworejo Dra. Budiastuti Sumaryanti, M.Pd., menyatakan,  keberhasilan mengoleksi puluhan prestasi tersebut tak lepas dari peran Allah swt dan  kerja keras semua pihak, terutama para siswa dan guru pembimbing. “Kejuaraan-kejuaraan yang diraih tersebut makin mengukuhkan jatidiri SMA Negeri 1 Purworejo sebagai sekolah gudangnya prestasi,” katanya sambil menambahkan saat ini progam unggulan di SMA Negeri I Purworejo adalah Robotika, Zero Waste, dan Recycle.







Sabtu, 20 Oktober 2012

SMA Negeri 3 Purworejo Bangun Masjid


Kendati belum sempurna, SMA Negeri 3 Purworejo kini sudah dilengkapi sarana ibadah berupa Masjid. Pembangunan tempat ibadah dengan ukuran 12 x 12 meter tersebut menelan biaya ratusan juta rupiah. Anggaran pembangunannya diperoleh dari Komite sekolah sebesar 35 juta, siswa, guru dan karyawan, Yayasan Al Madina sebesar 25 juta, Sudi Silalahi 20 juta, Ning Setiowati (alumni tahun 1997 ) sebesar 11 juta dan sejumlah  donatur yang jumlahnya bervariasi.

“Saat ini pembangunan masjid terus berjalan. Meski demikian masjid sudah bisa digunakan untuk kegiatan ibadah,” kata Kepala SMA Negeri 3 Purworejo Dra, Sri Sujarotun. Dibangunnya sarana ibadah tersebut, lanjut dia, dilandasi rasa kepedulian ingin membantu warga SMA Negeri 3 Purworejo yang mayoritas muslim. Kecuali itu juga untuk memberi ruang atau fasilitas ibadah yang lebih resprentatif. “Selain sebagai tempat salat, juga untuk praktek pelajaran agama serta kegiatan keagamaan, seperti pelatihan khotbah, pembinaan agama kepada siswa agar lebih mendalam, “ ucapnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Panitia Pembanguan Masjid Wahyudi S.Pd mengatakan, rencananya masjid tersebut nantinya akan berlantai keramik. Tembok masjid bagian dalam juga akan dipasang keramik setinggi 1 meter. Masjid juga akan diberi fasilitas tempat wudlu, WC dan kamar mandi. “ Sedang untuk lingkungan masjid nantinya akan diberi pavling hidup. Yaitu pavling blok berlubang yang bagian tengahnya akan ditanami rumput dan lainya,” jelas Wahyudi.

Meski pembangunannya dilakukan secara bertahap, dan sedikit mengalami tantangan, namun warga SMA Negeri 3 Purworejo utamanya panitia bertekad akan merampungkan pembangunan masjid tersebut. Guna kelancaran pembangunan masjid tersebut, dia berharap adanya donatur dari luar menyalurkan bantuan untuk percepatan pembangunan masjid ini.

Hingga saat ini, lanjut Wahyudi, dana yang terserap sudah mencapai Rp 100 juta lebih. Namun pembangunan masjid tersebut masih membutuhkan anggaran yang cukup besar. Oleh karena itu panitia masih sangat berharap bantuan dana dari para donatur. “ Bagi para donatur dari luar yang berkenan ingin memberikan bantuan dipersilahkan menghubungi panitia,” tandas Wahyudi sambil menambahkan panitia pembangunan masjid terdiri atas Drs. Rohani (Ketua I ), Wahyudi S.Pd (Ketua II), M Suyudi S.Pd (Sekretaris ) dan Saiful Hadi BA (Bendahara).

Dolalak Prigel Tampil memukau Peserta Asing


Saya cari manis kembang melati
disaya cari
manis kembang melati melati juga
yang manis kepada saya

Tembang pengantar adegan trance itu menghentak berirama cepat mengiringi gerak energik para pemain Dolalak Sanggar Tari Prigel Purworejo berjudul Lentera Jawa pada Pembukaan Festival Seni Internasional 2012 di P4TK Seni Budaya Yogyakarta, Senin kemarin (8/10).

Tak lama kemudian, para pemain wanita sebanyak 40 anak berusia SD dan SMP itu serentak melakukan adegan trance bersama. Itulah pucak tarian Lentera Jawa yang kemudian mendapat aplaus luar biasa dari penonton terutama dari manca negara. Salah seorang peserta wakil dari Inggris, Steve Burell yang diminta memberikan sambutan menyatakan kekagumannya terhadap pentas Dolalak Lentera Jawa tersebut.

"Tari Dolalak sangat bagus. Hebat sekali. Apalagi pemainnya anak-anak. Saya sangat salut anak-anak dari Purworejo tampil bagus. Mereka sungguh menghargai seni budaya sendiri," ujar Steve Burrel terpatah-patah menggunakan bahasa Indonesia.

Tak hanya Steve Burell, penonton yang memadati halaman P4TK memberikan aplaus panjang usai Dolalak dipentaskan. Anak-anak asuhan Melania Sinaring Puteri SSn memang tampil habis-habisan. Padahal sebelumnnya sudah pentas menari tari tradisi selama 16 menit pada pra-acara sebelum acara resmi dimulai. Barulah tarian inti Lentera Jawa berdurasi 10 menit beraksi menunjukkan kebolehannya.

Gerak ngetol, kirigan, pencik, dan saat trance begitu sangat luwes selaras dengan irama musik kendang, jidur, dan terbangan. Lentera Jawa sendiri diiringi lagu Dolalak sebanyak enam tembang.
Seusai Dolalak Lentera Jawa, acara juga dimeriahkan dengan tarian Kuncaraning Seni Budaya Bangsa oleh SMKI Yogyakarta. Sementara malamnya, seniman dari Timor Leste dan Kanada tampil di auditorium P4TK Seni Budaya.

Kesenian lain dari mancanegara yakni Malaysia, Belanda, Costarika, Inggris, Mexiko, Australia, Singapura, Papua New Guine, Venezuela. Acara ditutup pada Jum'at mendatang (12/10). Mereka akan tampil di Teater Arena dan auditorium P4TK Seni Budaya Yogyakarta tanpa membayar tiket alias gratis.


KOPISISA Gelar Lomba Sastra


Untuk memperingati HUT-nya yang 33, Kelompok Peminat Seni Sastra (KOPISISA) Purworejo akan menggelar lomba kesastraan bagi pelajar SMP, SMA, Mahasiswa, dan masyarakat umum di Purworejo dan sekitarnya. Lomba meliputi cipta puisi, cipta cerpen, dan baca puisi.

Ketua KOPISISA Purworejo Soekoso DM mengatakan, untuk lomba cipta puisi dan cerpen temanya bebas. Untuk puisi jumlah yang dilombakan masing-masing lima judul dan belum pernah dipublikasikan, sedang untuk cerpen maksimal peserta boleh mengirim dua judul.

Naskah dikirim paling lambat pada 25 Oktober mendatang ke Panitia Lomba Sastra KOPISISA 2012 di Radio Suara Irama FM jalan A Yani 13 Purworejo. Setiap naskah yang dikirim dilampiri materai Rp 6.000 yang dimasukkan ke dalam amplop.

Sedang lomba baca puisi untuk babak penyisihan dilaksanakan pada Minggu (28/10) di pendapa Kantor Kecamatan Purworejo jalan WR Soepratman dan finalnya dilaksanakan pada Minggu (4/11) di tempat yang sama. Untuk pndaftaran baca puisi masing-masing peserta dipugut kontribusi Rp 10.000.

"Kegiatan kesastraan ini rutin kita selenggarakan setiap tahun dengan tujuan untuk meningkatkan apresiasi di kalangan generasi muda Purworejo terhadap seni sastra. Dengan lomba-lomba kesastraan ini diharapkan akan melahirkan penulis-penulis muda yang berbakat," ujar Soekoso.
Soekoso mengimbuhkan, untuk para juri akan diambilkan dari aktivis sastra di wilayah Kedu dan Yogyakarta. Setiap pememang akan mendapat tropi dan piagam penghargaan. 

Rabu, 17 Oktober 2012

SMP Negeri 25 Purworejo Segera Miliki Mushola


Untuk meningkatkan pelayanan di bidang agama dan membentuk karakter bangsa, SMP Negeri 25 Purworejo yang sebagian besar siswanya beragama Islam kini tengah membangun Mushola. Pengerjaan Mushola yang berlokasi di samping depan tersebut sudah mencapai sekitar 75 persen.

Tempat ibadah dengan ukuran 10 x 8 meter itu nantinya akan menggantikan Mushola yang sudah ada namun tidak lagi memadai. Pembangunan Mushola yang menelan biaya Rp 70 juta tersebut berasal dari sumbangan para wali murid tahun ajaran 2011 / 2012.

Pembangunan Mushola itu sendiri sudah dimuali sejak bulan September 2012. Kepala SMP Negeri 25 Purworejo Drs. Paijo mengatakan, mushola tersebut nantinya akan digunakan untuk kegiatan keagamaan seperti sholat Dzuhur berjamaah, sholat Duha, pengkajian Alqur’an, latihan kultum serta baca  tulis Alqur’an.

Disamping itu juga akan dimanfaatkan untuk sholat idul fitri dan idul adha. “Yang terpenting ,  pembangunan mushola ini diprakarsai oleh komite SMP Negeri 25 Purworejo,” katanya. Diharapkan, dengan adanya Mushola itu nantinya ilmu para siswa di bidang agama akan semakin meningkat. “Mushola tersebut juga bisa digunakan oleh masyarakat sekitar,” tambahnya

Selasa, 02 Oktober 2012

Ratusan Mahasiswa STAINU Demo Yayasan


Ratusan mahasiswa anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) STAINU Purworejo menggelar demo di kampus STAINU Jalan Lingkar Utara Senin (1/10).

Demo cukup tegang dan penuh emosi serta diwarnai dengan pembakaran ban bekas maupun simbul – simbul STAINU. Meski demikian tidak ada satupun perwakilan yayasan yang menemui para mahasiswa. Dalam orasinya para mahasiswa menuntut agar pihak yayasan memperbaiki sistem pendidikan, memperbaiki fasilitas agar lebih representatif serta menginginkan transparasi pengelolalaan keuangan maupun perbaikan manajamen STAINU.

“Kami ingin tiga tuntutan tersebut segera dipenuhi karena yang kami sampaikan sangat krusial dan yayasan harus segera merealisasikan, “ kata Norman Hakim selaku Ketua DPM STAINU. Dikatakan, saat ini banyak yang tidak beres di STAINU. Dicontohkan, selama ini kuliah hanya menggunakan papan tulis dan banyak dosen yang bingung saat mahasiswa menanyakan hasil nilai setelah ujian. “Jika tuntutan kami tidak dipenuhi kami akan melakukan aksi yang lebih besar lagi, “ katanya.

Tawuran Pelajar Indikasi Rendahnya Moralitas Bangsa


Maraknya tawuran antar pelajar, mahasiswa dan kelompok masyarakat akhir-akhir ini, menunjukkan rendahnya moral bangsa Indonesia. Kondisi tersebut diperparah dengan maraknya kasus korupsi, yang banyak  menjerat para pemimpin.

Hal itu diungkapkan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jawa Tengah Bambang Ariawan, di sele-sela membuka acara Konferensi ke VIII HMI Cabang Purworejo, akhir pekan lalu, di gedung PGRI. Konfercab juga diisi dengan seminar yang menghadirkan nara sumber Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Drs Bambang Ariyawan MM, Ketua Komisi D DPRD Drs Zusron, dan Ardianto Wahid dari UMP.

Dikemukakan oleh Ketua HMI Jateng bahwa ia merasa khawatir atas tingkat moralitas bangsa saat ini. “Kondisi tersebut disebabkan antara lain karena pedidikan di Indonesia lebih menekankan pada nilai akademik, dibanding pendidikan karakter,” ungkapnya.

Terkait dengan hal itu, menurutnya keberadan HMI cukup strategis untuk ikut ambil peran dalam pendidikan karakter. Di lingkungan masyarakat, HMI bisa membuat programn yang menyentuh masyarakat, misalnya mendirikan pendidikan bahasa Inggris. Di lingkungan kampus, HMI bisa membina anggotanya. Bagi anggota HMI dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), bisa merintis untuk pendidikan karakter, mengingat pendidikan karakter lebih sulit dan lama di bidang lain.

Pada kesempatan yang sama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo Drs Bambang Ariyawan MM, mengungkapkan bahwa perekrutan guru pada dasarnya bisa dibedakan menjadi dua. Yaitu perekrutan yang dipersiapkan sejak awal dan crass program.

Guru yang dipersiapkan sejak awal, perilakunya dari sikap hingga tidak tanduknya menunjukkan seorang guru yang perlu diteladani siswa. Mereka dipersiapkan sejak awal, layaknya menyiapkan seorang jendral. Berbeda dengan guru yang perekrutannya secara crass program. Guru yang seperti ini hanya mentransfer ilmunya kepada murid.

Senin, 01 Oktober 2012

AKBID Wisuda 52 Mahasiswa


Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo (Akbid BPBP) kambali mewisuida 52 ahli madya kebidanan, di ruang Arahiwang Setda Purworejo, Sabtu (29/9). Mahasiswa yang berhasil lulus dengan predikat Terpuji diraih Fina Juniatmaria AMd Keb dengan IP 3,56. Sedangkan 51 mahasiswa lainnya, lulus dengan predikat sangat memuaskan. 

Menurut Direktur Akbid BPBP, Nurma Ika Zuliyanti SST MKes, lulusan perguruan tinggi yang dipimpinnya selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tidak saja dari jumlah mahasiswanya, namun juga kualitas lulusannya. “Akbid Purworejo juga sudah mendapat Akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi,” ungkapnya.

Disampaikannya, 52 mahasiswa tersebut telah telah mengikuti Ujian Akhir Program (UAP) dan lulus seratus persen. Para mahasiswa juga sudah menempuh tiga tahapan yaitu ujian Pantom, ujian OSCE dan karya tulis ilmiah. Disamping itu mereka juga sudah mengikuti ujian kompetensi untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR). ”Surat ini gunanya untuk pegangan bekerja dan nantinya juga untuk mendirikan praktik ” kata Nurma.

Dia berharap, para lulusan dari AKBID Purworejo ini nantinya dapat diserap pasar kerja yang saat ini terus berkompetisi.    ”Kami juga lakukan praktik klinik bekerjasama dengan lembaga kesehatan seperti RSUD Saras Husada dan RSUD Kebumen, untuk menjembatani mahasiswa dalam mendapatkan pekerjaan,” katanya.

Pada kesempatan acara wisuda, juga sekaligus dilaksanakan Sumpah Profesi dari Dinas Kesehatan Provisni Jawa Tengah oleh dr Tatik Nurhayati MKes, yang juga disaksiskan  perwakilan Kopertis Wilayah IV Bambang Iswanto AKP.

Indonesia Terkorup di Asia Pasifik


Indonesia menempati peringkat pertama negara terkorup, dari 16 negara di Asia Pasifik. Posisi Indonesia, hampir sejajar dengan India, namun tahun berikutnya kejahatan korupsi di India mengalami penurunan.

Hal tersebut disampaikan Widagdo,  Auditor  Madya bidang investigasi Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) perwakilan Yogyakarta, ketika menjadi nara sumber pada sosialisasi anti korupsi, di gedung Wisma Budaya kompleks SMAN 7, belum lama ini. 

Sosialisasi diikuti perwakilan siswa SMA/SMK se Kabupaten Purworejo dengan tema “Pelajar mampu memerangi korupsi”, dibuka Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo, Drs Bambang Ariyawan MM. Hadir pada acara terseut Kepala BPKP DIY, Candra Imantara. Bupati yang sedianya membuka acara, meninggalkan acara pembukaan, karena harus mengikuti rapat paripurna DPRD.

Dikemukakan oleh Widagdo yang juga putra kelahiran Grabag Purworejo, Indonesia terpuruk akibat perilaku korupsi. Tindak pidana korupsi banyak yang menjerat para pejabat, diantaranya dua mantan Bupati Purworejo periode sebelumnya juga tersandung kasus tersebut. Berdasarkan data di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sepuluh  besar kabupaten/ kota bersih korupsi adalah Denpasar, Tegal, Surakata, Yogyakarta, Manokwari, Gorontalo, Tasikmalaya, Balikpapan, Kediri, dan Lhoksumawe.

Ditegaskan bahwa apapun definisinya, tidak pidana korupsi merupakan kejahatan luar biasa, sehingga penanganannya pun harus luar biasa. Faktor yang mendorong terjadinya tindak korupsi antara lain keserakahan, kesempatan, kebutuhan, pengungkapan. Ketiadaan kendali untuk mencegah atau mendeteksi, berperan orang untuk berbuat korupsi. Upaya pemberantasan dilakukan secara represif, preventif dan educatif. Tapi mana yang lebih dahuu dijalankan, menjadi perdebatan yang belum ada jawabannya.

Terkait dengan hal ini, siswa bisa ikut beperan dalam pemberantasan korupsi. Diantaranya dengan ikut mengawasi dana OSIS. Mengkritisi laporan pertanggungjawaban organisasi kesiswaan. Mempraktekkan etika dan moral jujur, berani dan kritis. Siswa mempunyai hak untuk menyampaikan aspirasi. Namun ia mengingatkan agar dalam penyampaian aspirasi hedaknya secara santun, berbudi pekerti, bermoral, dan bertangunjawab.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Drs Bambang Ariyawan MM, kepada pers menyatakan bahwa kegiatan tersebut dimaksudkan untuk menanamkan nilai luhur tentang pentingnya pemberantasan korupsi. Diharapkan para peserta yang saat itu mengikuti, nantinya akan menyebar luaskan kepada rekan-rekannya, sehingga informasi tesebut semakin meluas. Pada saatnya nanti mereka sudah tertanam jiwa anti korupsi.